MY BLOG

Sabtu, 09 April 2016

Tugas Softskill - Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan



1.     Pengertian


Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu  , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

2.     Jenis-Jenis Rasio Keuangan  
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :  
  • Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.  
  • Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.  
  • Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.  
  • Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. 
  • Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
3.     Contoh Kasus Rasio Keuangan

A.     Rasio Profit Margin On Sales


Rasio Profit Margin on Sales—atau sering disebut “Return on Sales” (ROS)—adalah angka perbandingan antara Laba Bersih (Net Profit) dengan Penjualan Netto (Net Sales). Sehingga formulanya:
1.      Rasio Profit Margin On Sales = Laba Bersih / Penjualan Netto
Dalam kasus PT. JAK, dengan menggunakan Laporan Laba/Rugi di atas, menjadi:
Rasio Profit Margin on Sales = Rp 979,000,000 / 10,907,000,000 = 9%

Artinya apa?

Interpretasi: Untuk setiap Rp 1 dari penjualan netto yang dihasilkan, laba bersih yang tersisa hanya Rp 0.09. Sedangkan yang Rp 0.91 habis untuk menutup HPP, biaya operasional dan pajak. Dengan kata lain, dari total penjualan netto yang dihasilkan, PT JAK hanya menyisakan 9% laba bersih. Sedangkan 91% nya habis untuk menutup HPP, Biaya Operasional dan Pajak.

·        Bagaimana solusinya?

           Sama seperti rasio sebelumnya—relatif, tergantung berapa benchmark untuk bidang usaha sejenis. Sebagai ilustrasi, katakanlah benchmark Rasio Profit Margin On Sales untuk bidang usaha sejenis adalah 20% sementara Rasio nya JAK kurang dari separuhnya (hanya 9%). Artinya ini sejalan dengan Rasio Gross Margin on Sales-nya yang juga rendah. Hanya saja ruang penelusuran menjadi lebih luas karena bisa jadi inefisiensi terkjadi juga di wilayah biaya operasional.

B. Current Ratio


Seperti namanya, mengukur tingkat likuiditas dengan “current ratio” artinya anda membandingkan antara “current asset” (=aset lancar) dengan “current liabilities” (=liabilitas lancar). Sehingga formulanya:

Current Ratio = Aset Lancar / Utang Lancar
Pada Neraca PT. JAK di atas, total nilai Aset Lancarnya adalah Rp 2,428,000,000. Sedangkan total nilai Utang Lancarnya Rp 4,020,000,000. Sehingga:
Current Ratio PT. JAK = 2,428,000,000/Rp 4,020,000,000 = 0.60

Catatan: Contoh Neraca di atas sangat sederhana, item aset lancar dan utang lancar yang tercantum sangat sedikit. Pada kenyataannya bisa sangat banyak. Namun intinya, aset yang diperkirakan bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka pendek sudah masuk ke dalam kelompok aset lancar. Di sisi lainnya, kewajiban apapun yang akan jatuh tempo dan harus dibayar dalam jangka pendek tergolong utang lancar. Dan, “jangka pendek” di sini maksudnya maksimal 1 tahun buku.
Jadi, current ratio PT JAK = 0.60 (bisa juga dibaca “60 persen”). Apa artinya?
Bagaimana Solusinya?

Ini skor rasio yang tak sehat. Jikapun semua aset lancar bisa “dicairkan” menjadi kas (dijual misalnya), PT JAK saat ini hanya punya Rp 0.60 untuk membayar setiap Rp 1 utang lancarnya yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun buku. Atau, bisa dikatakan, hasi penjualan seluruh aset lancar PT JAK hanya mampu menutup 60 persen dari total utang lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
Tidak ada satu angka pasti untuk ini. Sangat tergantung pada kepentingan. Umumnya, current ratio yang ideal—setidaknya menurut bank dan lembaga keuangan yang biasa menydiakan fasilitas kredit—ada pada kisaran antara 2.00 hingga 3.00 (=200 hingga 300%). Rasio minimal yang bisa diterima ada pada kisaran antara 1 hingga 1.5 (=antara 100 hingga 150%.) Bagi manajemen perusahaan, ideal tak idealanya rasio likuiditas tergantung target yang hanya mereka sendirilah yang paling tahu. Jika targetnya memang hanya 0.60 (karena tahun sebelumnya hanya 0.40 misalnya) berarti tujuan tercapai.
Yang pasti jangan berpikir makin likuid perusahaan makin bagus. Sebab sangat mungkin lukuiditas yang tinggi justru mencerminkan pengelolaan kas yang buruk (perusahaan hanya cari aman sementara membiarkan peluang bisnis bagus lewat begitu saja).

SOLUSI…

PT JAK dalam kondisi kekurangan likuiditas. Yang bisa dilakukan oleh PT JAK adalah sbb:
  • Berupaya untuk menghindari berbelanja tunai; pilah-pilah vendor mana yang menyediakan kredit (tanpa menaikkan harga) dan mana yang tidak.
  • Menegosiasikan utang yang segera akan jatuh tempo, minta penundaan pembayaran khususnya kepada pemasok kebutuhan yang sifatnya tak rutin.
  • Jika tahun lalu sudah, tahun ini mungkin tidak bayar dividend. Kalau terpaksa, bisa bayar dividend dengan saham.
  • Jangan ada alokasi budget untuk Aset Tetap. Jika terlanjur ada, buat revisi budget.
  • Bagaimanapun juga, coba lihat satu kwartal ke depan; apakah rasio ini bisa diperbaiki atau tidak. Jika iya, penggunaan kas bisa dinormalkan. Jika tidak, maka harus diperketat.
Sumber :
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/04/menghitung-dan-menginterpretasikan-rasio-laporan-keuangan/
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-analisis-rasio-keuangan-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar