MY BLOG

Sabtu, 18 Juni 2016

Analisis Investasi Modal



A.    Investasi

Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan. Penanaman modal dapatdilakukan pada aktiva rill ataupun aktiva finansiil. Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifatfisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah, dan bangunan. Sedangkan aktiva finansiil merupakan aktiva berupa surat-surat berharga sepertisaham dan obligasi. Aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan akan digunakan dalamoperasinya dalam mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan Modal menunjukkan aktiva tetapyang digunakan untuk produksi atau seluruh harta dari pengurangan aktiva dan pasiva.

B.     Keputusan investasi modal

Merupakan tanggungjawab seorang manajer untuk mengambil keputusan terutamauntuk investasi atau keputusan pendanaan (financial Decision). Beberapa hal yang harusdiperhatikan antara lain :

1.      Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayaiinvestasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang danmodal sendiri.
2.      Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebutstruktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbanganhutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimum.Dengan demikian investasi modal meliputi perencanaan, penetapan tujuan, dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal menempatkan sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan investasi modal adalah keputusan yang amat penting yangdiambil oleh manajer.

Keputusan investasi modal seringkali berkaitan dengan masalah investasi dalamaktiva modal jangka panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkankembali modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal. Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atautidak, dan memberikan pengembalian yang wajar. Dengan membuat penilaian ini, seorangmanajer dapat memutuskan diterima tidaknya proyek-proyek yang tidak berkaitan dengan proyek lainnya dan membandingkan proyek-proyek yang saling bersaing berdasarkankeunggulan ekonomisnya.

Keputusan investasi modal sering berkaitan dengan masalah investasi dalamaktiva modal jangka panjang. Kecuali tanah, aktiva selalu disusutkan selama umur manfaatnya dan investasi dipakai ketika aktiva itu digunakan.Untuk membuat suatu keputusan investasi modal, seorang manajer harusmengestimasi jumlah dan waktu arus kas, menilai resiko investasi, danmempertimbangkan dampak proyek tersebut terhadap laba peruhaan. Salah satu tugasmanajer adalah mengestimasi arus kas. Proyeksi harus dibuat bertahun-tahun kedepan.Dalam membuat proyeksi manajer harus mengidentifikasi dan menguantifikasimanfaat yang berhubungan dengan proyek yang diusulkan. Contohnya; sistem penyimpanan kas yang dilakukan secara otomatisasi dapat memberikan manfaat berikut(dibanding sistem manual): pengurangan biaya bank, peningkatan produktivitas, pengurangan biaya kertas, peningkatan integritas data, pengurangan biaya pelatihan,serta penghematan waktu yang dibutuhkan memeriksa dan merekonsiliasi bank/kas.

C.    Alat-alat keputusan investasi

Untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan terdapat dua alat keputusanyaitu :

1.      Model Nondiskonto 

Model nondiskonto adalah alat keputusan yang mengabaikan nilai mata uang.Model ini hanya berfokus pada investasi terhadap suatu proyek atau usaha bisa kembal i         secepatnya.

2.      Model diskonto

Model diskonto adalah alat keputusan yang mempertimbangkan nial mata uangsecara eksplisit dan memasukkan arus kas masuk dan arus kas keluar.
 
D.    Manfaat Investasi Modal

1.      Potensi penghasilan jangka panjang

Secara historis, investasi yang memiliki beberapa risiko modal—entah itu risiko default pada obligasi korporasi, atau risiko penurunan harga saham—telah memberi banyak manfaat pada para investor. Tentu saja tidak ada jaminan mengenai hal ini. Jadi, walaupun uang tunai memang lebih aman dibandingkan saham, pada jangka panjang saham bisa menghasilkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Plus, setiap volatilitas di pasar saham kadang-kadang dapat merupakan peluang bagi manajer investasi yang ingin membeli saham murah.

2.      Mengungguli inflasi

Agar tabungan Anda bisa tumbuh secara nyata dari waktu ke waktu, tabungan tersebut perlu mendapatkan tingkat pengembalian setelah pajak yang lebih besar daripada tingkat inflasi. Dengan suku bunga rendah seperti saat ini, menemukan rekening tabungan yang memberikan pengembalian di atas tingkat inflasi bisa sangat sulit sehingga sangat layak bagi Anda mempertimbangkan investasi yang memiliki potensi untuk mengalahkan inflasi.

3.      Memberikan penghasilan tetap

Jika Anda mendekati atau berada di masa pensiun, Anda akan mencari penghasilan tetap untuk biaya hidup sehari-hari. Berbagai investasi termasuk, ekuitas, obligasi dan properti dapat memberikan tingkat penghasilan yang tetap dan menarik, yang seringkali lebih tinggi dari tingkat inflasi.

4.      Bisa menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan

Investasi dapat dirancang untuk mencapai tujuan yang berbeda saat Anda menjalani hidup. Misalnya, sikap Anda terhadap risiko dapat berubah saat Anda menjadi lebih tua, dan dengan perencanaan yang matang, sangat mungkin bagi Anda untuk menyesuaikan portofolio Anda agar bisa sesuai dengan perubahan tujuan Anda.
Jika Anda memiliki jangka waktu yang panjang untuk investasi, Anda mungkin ingin berinvestasi pada jenis investasi yang potensi pertumbuhan atau berinvestasi di sektor yang lebih berisiko seperti ekuitas swasta di mana tabungan Anda bisa mempengaruhi fluktuasi pasar jangka pendek. Jika Anda mendekati pensiun, Anda mungkin lebih ingin berinvestasi pada investasi yang lebih berfokus pada pendapatan.

5.      Anda bisa berinvestasi sesuai dengan keadaan keuangan Anda

Keadaan keuangan Anda akan berubah dari waktu ke waktu, tetapi Anda dapat mengubah cara Anda berinvestasi sesuai dengan hal tersebut. Jika Anda punya uang, Anda bisa langsung berinvestasi karena semakin cepat Anda memulai, semakin lama investasi Anda akan berkembang. Atau, investasi dengan jumlah yang rutin setiap bulannya dapat membantu mengatasi fluktuasi kinerja pasar modal. Hal ini bisa sangat bermanfaat dalam pasar yang bergejolak.




SUMBER

Struktur Modal




Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.


A.    Struktur Modal Menurut Para Ahli
-          Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.
-          Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the combination of debt and equity
used to finance a firm’s projects. The capital structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.
-          Menurut Keown et.al (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
-          Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.
-          Menurut Robert C Higgins (2004), capital structure is the composition of the liabilities side of a company’s balance sheet, the mix of funding sources a company uses to finance its operations.
-          Menurut Handono Mardiyanto (2009), struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proposi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan.
-          Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010), struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.
-          Menurut Husnan Suad (2004) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.
-          Menurut Sabar Warsini (2003) struktur modal merupakan sumber pendanaan jangka panjang terdiri dari obligasi dan saham.
-          Struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan cara menggunakan utang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham (Birgham dan Gapensi : 1996) dalam penelitian Tinjung Desy Nursanti (2004).
-          Menurut Bambang Riyanto (2001) dalam penelitian Hasa Nurrohim (2008), struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri

B.     Komponen Struktur Modal

a.      Hutang Jangka Panjang
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, p.324), “hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).
b.      Modal Sendiri
Menurut Sundjaja at al. (2003, p.324), “modal sendiri/equity capital adalah
dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan”.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi owner adalah control terhadap perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo.

  1. Struktur Modal Sasaran
Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.
Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah :
  1. Risiko bisnis,
  2. Posisi perpajakan,
  3. Fleksibilitas keuangan,
  4. Konservatisme atau keagresifan manajemen
D.    Contoh Kasus Struktur Modal

1.      Misalkan, Perusahaan PT. XYZ mempunyai 100% modal sendiri, dan diharapkan akan memperoleh laba bersih setiap tahunnya sebesar Rp. 10 juta. Andaikan tingkat keuntungan yang dipersyaratkan oleh pemilik modal sendiri        ( = ke ) adalah sebesar 20%, maka value of the firm dan cost of Equity dapat dihitung sebagai berikut ini :

O         Laba bersih operasi                                         Rp. 10.000.000,-
F          Bunga                                                                                 000,-
E          Laba tersedia untuk pemilik saham                Rp. 10.000.000,-
ke        Biaya modal sendiri ( 10 juta : 50 juta )                     0,20
S          Nilai modal sendiri( 10 juta : 0,20 )               Rp. 50.000.000,-
B         Nilai pasar hutang                                                          -
V         Nilai perusahaan                                             Rp. 50.000.000,-
ko        Biaya modal perusahaan
            = 0,20 ( 50 / 50 ) + 0 ( 0 / 50 )                                    0,20
            atau
            = 10.000.000 / 50.000.000                                          0,20
                                                                                                                                                                                                                                                                                    Andaikata sekarang perusahaan PT XYZ berkeinginan untuk mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang ( debt ), dimana biaya hutang ( kd ) atau tingkat keuntungan yang diminta oleh kreditur adalah sebesar 16%. Dengan penggunaan hutang ini, perusahaan mempunyai kewajiban membayar bunga sebesar Rp. 4.000.000,- setiap tahunnya. Kalau laba operasi tidak berubah, berapakah value of the firm dan biaya modal perusahaan ?

O         Laba bersih operasi                                         Rp. 10.000.000,-
F          Bunga                                                                       4.000.000,-
E          Laba tersedia untuk pemilik saham                Rp.   6.000.000,-
ke        Biaya modal sendiri (6 juta : 27.272 )                                    0,22
S          Nilai modal sendiri ( 6 juta : 0,22 )                Rp. 27.272.700,-
B         Nilai pasar hutang ( 4 juta : 0,16 )                  Rp. 25.000.000,-
V         Nilai perusahaan                                             Rp. 52.272.700,-
ko        Biaya modal perusahaan
            = 0,22 (27.272 / 52.272) + 0,16 (25.000 / 52.272 )    0,19
            atau
            = 10.000.000 / 52.272.700                                          0,19
                                                                                                                                                                                                                                                                       
            Solusi?
            Dari ilustrasi perhitungan diatas, tampak bahwa dengan menggunakan hutang, biaya modal sendiri ( ke ) menjadi naik yakni sebesar 22% tetapi keadaan perusahaan menjadi lebih baik karena nilai perusahaan menjadi lebih tinggi dan biaya modal perusahaan ( ko ) menjadi menurun yakni dari sebesar 0,20 menjadi 0,19.  Andaikata, sebelum perusahaan menggunakan hutang mempunyai 1.000 lembar saham, maka harga sahamnya ( Rp. 50 juta : 1000 ) = Rp. 50.000,- per lembar. Setelah perusahaan mengganti sebagian sahamnya dengan hutang, maka harga sahamnya mengalami kenaikan yakni menjadi sebesar ( Rp. 27.272.700,- : 500 ) = Rp 54.545,-
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa penggunaan hutang ( debt ) dalam struktur modal perusahaan akan berdampak pada naiknya harga saham perusahaan serta dapat menurunkan biaya modal perusahaan.

2.      Misalkan, diketahui :
Komponen                  Jumlah Modal                        Biaya masing-             Persentase
Modal                                                              komponen                   dari total

Obligasi                       Rp    200.000.000              4,8%                         20%
Saham Preferen                        50.000.000          10%                             5%
Saham Biasa                           750.000.000         12  %                       75%
                                   
Total                            Rp 1.000.000.000                                           100%

Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00.

Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah :

                                                Rp 150.000.000                     
Tambahan Modal  =                                                        Rp 200.000.000,00.
                                                            0,75                                        

            SOLUSI?
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik. Karena Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.






SUMBER
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/07/teori-struktur-modal-pengertian-dan.html