Kali ini, saya akan menjelaskan tentang Konflik. Tentu tidak sedikit orang yang pernah mendengar kata-kata "konflik" ini.
Dan seperti yang kita ketahui, tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Namun, apakah arti Konfik itu sendiri?
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Lebih jelasnya, akan saya jelaskan seperti di bawah ini :
1. Pengertian Konflik
Konflik dapat diartikan sebagai
ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau
kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan
sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan
bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan
persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami
ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk persoalannya dari
pandangan mereka.
Jenis Jenis Konflik Organisasi
Konflik yang terjadi dalam suatu
organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
A. Dari segi pihak yang terlibat
dalam konflik
Dari segi ini konflik dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
- Konflik individu dengan individu.
Konflik semacam ini dapat terjadi
antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan.
Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara inbdividu karyawan
dengan individu karyawan lainnya.
- Konflik individu dengan kelompok.
Konflik semacam ini dapat terjadi
antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karyawan
dengan kempok pimpinan.
- Konflik kelompok dengan kelompok.
Ini bisa terjadi antara kelompok
pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan.
B. Dari segi dampak yang timbul
Dari segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional
apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi,
sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi.
Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
Menurut Heidjrachman dari berbagai
penelitian dan percobaan ternyata ditemukan hasil-hasil yang mirip antara yang
satu dengan yang lain situasi, yang timbul akibat adanya konflik, baik konflik
yang fungsional maupun konflik yang infungsional. Di antaranya yang penting
adalah :
- Timbulnya kekompakan di antara anggota-anggota kelompok yang mempunyai konflik dengan kelompok yang lain.
- Munculnya para pimpinan dari kelompok yang mengalami konflik.
- Ada gangguan terhadap persepsi para anggota atau kelompok yang mengalami konflik.
- Perbedaan antara kelompok yang mengalami konflik nampak lebih besar dari pada yang sebenarnya, sedangkan perbedaan pendapat antar individu dalam masing-masing kelompok tampak lebih kecil dari pada yang sebenanya.
- Terpilihnya “wakil-wakil” yang kuat dari pihak-pihak yang mengalami konflik
- Timbulnya ketidakmampuan untuk berfikir dan menganalisa permasalahan secara jernih
Sumber Konflik Organisasi
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan
adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :
- Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki
organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya
tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal
ini dapat menjadi sumber konflik.
- Perbedaan dalam tujuan.
Dalam suatu organisasi biasanya
terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya
koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan
mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga
rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu
ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini
mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup
tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak
dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
- Saling ketergantungan dalam
menjalankan pekerjaan.
Organisasi merupakan gabungan dari
berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin
dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai
contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi
bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para
pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
- Perbedaan dalam nilai atau
persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya
dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah
ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa
tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang
kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa
bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
- Sebab-sebab lain.
Selain sebab-sebab di atas,
sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya
gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah
komunikasi.
2. Strategi Penyelesaian Konflik
Pendekatan penyelesaian konflik oleh
pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan
tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam
pendekatan penyelesaian konflik ialah :
- Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan
jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika
potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam
konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil
waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
- Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain
untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut
penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi
bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan
kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
- Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya
bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding
yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.
Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting
untuk alasan-alasan keamanan.
- Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan
menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima,
serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
- Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana
individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu
komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling
memperhatikan satu sama lainnya.
3. Pengertian Komunikasi
Pasti semua orang butuh dan pernah
tau yang namanya komunikasi, jadi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Unsur Komunikasi
A. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks)
komunikasi memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
- Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau
berwujud. Maksudnya adalah komunikasi bersifat nyata dan real sehingga
dikatakan mempunyai tampilan fisik, baik berupa suara maupun gerakan-gerakan
sebagai tanda.
- Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka
yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di
mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa
persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda
gurau.
- Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah
dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga komponen komuniasi tersebut
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, masing-masing mempengaruhi dan
dipengaruhi.
B. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai
tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding
(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara
atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam
kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan
(misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan
menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan,
anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya kita menamai
pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca
sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan
enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara
(enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
C. Sumber Penerima
Sumber penerima sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus penerima (komunikan). Anda
mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat
tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan
pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda
mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak
isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain (secara
visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika
anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan
(untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya).
Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi
penerima.
D. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada
kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).
Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan
(konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi
(misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada
pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi
pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku
nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan
fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda,
anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang
komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang
anda punyai untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan
proses mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui
(artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara
yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
E. Umpan Balik/ Feed Back
Umpan balik adalah informasi yang
dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau
dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu
sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan
balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada
orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan
balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda
merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda
menerima umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam
berbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala,
tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
F. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan
dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam
menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam
suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan
pesan yang diterima.
G. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang
dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran,
kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan.
Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan
(saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat
ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan
(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi
(saluran taktil).
H. Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat
mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah
satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita
menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah
satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa
kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita
berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan.
tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
komunikasi.
Hambatan-hambatan Dalam Komunikasi
Ada beberapa hambatan terhadap
komunikasi yang efektif, yaitu :
- Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak
hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita
dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.
- Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
- Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.
Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
- Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim
pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa
menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
- Kata yang berarti lain bagi orang
yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang
sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.
- Sinyal nonverbal yang tidak
konsisten. Gerak-gerik kita ketika
berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita
pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi
yang berlangsung.
- Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
- Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa hal yang dapat
menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. dari anekdot tadi dapat kita
lihat bahwa kata “nyanyi” di artikan berbeda antara si nenek dengan si
cucu. Nenek mengartikan kata nyanyi dengan arti sebenarnya, sedangkan si
cucu, -karena telah biasa menggunakan kata nyanyi untuk buang air kecil-,
mengartikan “nyanyi” sebagai buang air kecil.
Klasifikasi Komunikasi Dalam
Organisasi
A. Dari segi sifatnya :
- Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan secara langsung
adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap
muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi
mereka.lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/
berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang tidak langsung
adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon,
handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara
dengan lawan bicara.
- Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan adalah komunikasi
yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara
langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti
oleh penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat
elektronik, dan lain sebagainya.
Komunikasi tulisan juga dapat
melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan
isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku
dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa
kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
- Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan
pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap
bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.
- Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah proses
komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh
komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi
wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.Para ahli di bidang komunikasi
nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat,
dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi
nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda
dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal
ataupun nonverbal.
B. Dari Segi Arahnya :
- Komunikasi Ke Bawah
Mengalir dari orang pada hierarki
yang lebih tinggi ke jenjangyang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk
instruksi, memoresmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.
- Komunikasi Ke Atas
Porsi ini sebenarnya dituntut untuk
seimbang dengan komunikasike baawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah,
komunikasike atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah kejenjang
yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak sara,pertemuan kelompok,
pengaduan, dan sebagainya.
- Komunikasi Horizontal
Merupakan pertimbangan utama dalam
desain organisasi,namun organisasi yang efektif memerlukan juga
komunikasihorizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi
dariberaneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasiantar
produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.
- Komunikasi Diagonal
Merupakan jalur komunikasi yang
paling jarang digunakan,komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para
anggiotatidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.
C. Menurut Lawannya :
- Komunikasi Satu Lawan Satu : berbicara dengan lawan bicaras yang sama banyaknya.
Contoh:berbicara melalui telepon.
- Komunikasi Satu Lawan Banyak
(kelompok) : berbicara antara satu orang dengan
suatu kelompok.
Contoh: introgasi maling dengan
kelompok hansip.
- Kelompok Lawan Kelompok : berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik.
Sumber :